Tuesday, October 4, 2011

Thomas Alva Edison Dengan Pendekatan 4P

pedekatan 4P merupakan konsep kreativitas yang memiliki 4 aspek, yaitu : pribadi, pendorong, proses, dan produk.
Thomas Alva Edison sebagai seorang penemu terbesar sepanjang sejarah memiliki aspek 4P kreativitas :
1. Pribadi
menurut saya, Thomas Alva Edison merupakan pribadi yang kreatif dan genius. beliau memiliki keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang belum terpikirkan oleh orang lain. beliau juga pribadi yang pekerja keras dan pantang menyerah sehingga beliau dapat menciptakan bola lampu yang memberikan manfaat yang sangat besar pada saat ini.
2. Pendorong
Thomas Alva Edison sebagai seorang yang kreatif mempunyai motivasi intrinsik dan ekstrinsik. motivasi intrinsik yang dimiliki beliau adalah minat beliau untuk menciptakan barang-barang elektronik sehingga beliau membuat laboratorium sendiri. motivasi ekstrinsik yang dimiliki Thomas Alva Edison adalah lingkungan dimana ibunya mengajarkan beliau menulis, membaca, dan matematika serta beliau juga membaca buku-buku ilmiah dewasa. pendorong lainnya adalah Edison juga bekerja untuk membuat laboratorium yang diperlukannya untuk menciptakan alat elektronik. 
3. Proses
Edison sangat senang membaca buku dan mempelajari hal-hal baru dari buku yang ada. beliau menerapakan apa yang dipelajarinya dari buku dengan melakukan eksperimen di laboratoriumnya. pada tahun 1877 Edison menemukan phonograph. pada tahun ini beliau menyibukkan diri dengan masalah yang pada saat itu menjadi perhatian banyak peneliti, yaitu lampu pijar. beliau menyadari bahwa sumber cahaya seperti lampu pijar sangat diperlukan untuk kehidupan umat manusia. beliau menghabiskan 40.000 dollar dalam kurun waktu 2 tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. permasalahannya adalah menemukan bahan yang bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. total ada 6.000 bahan yang dicoba oleh Edison dalam menciptakan lampu pijar dan pada akhirnya pada tanggal 21 oktober 1879 lahirnya lampu pijar listrik yang mampu menyala selama 40 jam.
4. Produk
Thomas Alva Edison membuat Lampu pijar yang merupaka salah satu penemuan terbesar sepanjang masa. 
Besemer dan Treffinger menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), kerincian (elaboration) dan sintesis.
  • kebaruan (novelty) : lampu pijar yang dibuat oleh Edison merupakan lampu pijar pertama yang dapat menyala dan menyala selama 40 jam.
  • pemecahan (resolution) : lampu pijar merupakan produk yang sangat penting  untuk umat manusia. Edison menyadari bahwa sumber cahaya seperti lampu pijar sangat diperlukan sehingga beliau menghabiskan 40.000 dollars selama 2 tahun untuk membuat lampu pijar.
  • kerincian (elaboration) dan sintesis : lampu pijar buatan Edison merupakan alat yang sangat rumit sehingga Edison berhasil membuatnya setelah mencoba 6.000 bahan yang berbeda.

Thursday, September 29, 2011

Thomas Alva Edison Sebagai seorang yang Kreatif

Thomas Alva Edison dilahirkan di milan, ohio pada tanggal 11 februari 1847. Edison merupakan salah satu penemu terbesar sepanjang masa. Edison merupakan pribadi yang pekerja keras dan sudah bekerja pada usia yang sangat muda serta terus bekerja hingga akhir hayat. dalam perjalanan hingga menjadi penemu dan mematenkan sekitar 1.093 hasil penemuannya, Edison banyak belajar dari lingkungannya. pada masa kecilnya, Edison hanya belajar disekolah resmi selama tiga bulan, selanjutnya Edison diajarkan oleh ibunya dirumah karena selalu mendapatkan nilai buruk disekolah. ibu Edison mengajarkan Edison membaca, menulis,dan matematika. ibunya juga memberikan dan membacakan buku-buku yang ditulis oleh Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens. Edison juga membaca buku ilmiah dewasa dan melakukan berbagai percobaan ilmiah dirumahnya. di usia 12 tahun Edison mendapatkan penghasilan dari menjual surat kabat, buah-buahan, dan makanan di sebuah jalur kereta api. Edison juga hampir kehilangan seluruh pendengarannya saat berumur 12 tahun karena kecelakaan, tetapi beliau tidak menganggapnya sebagai cacat tapi malah mengangganya sebagai keuntungan karena beliau mempunyai banyak waktu berpikir daripada untuk mendengar pembicaraan kosong. pada usia 15 tahun,Edison membeli mesin cetak kecil bekas dan meletakkannya di garasi mobil kemudian mencetak koran WEEKLY HERALD, yang dicetak dan diterbitkan serta dijual ditempat umum. pada musim panas 1862, Edison menyelamatkan anak berusia 3 tahun yang hampir ditabrak oleh truk. anak kecil tersebut merupakan anak dari kepala stasiun kereta api tempat dia biasa berjualan. kemudian sebagai rasa terimakasih, kepala stasiun tersebut mengajarkan Edison cara menggunakan telegraph. setelah 5 bulan mempelajari telegraph, Edison selama 4 tahun bekerja sebagai ahli telegraph. hampir semua gajinya digunakan untuk membuat laboratorium dan alat-alat listrik. Edison sangat senang membaca buku dan mempelajari sesuatu dari buku yang ada. Edison menerapkan semua yang dipelajarinya pada eksperimen di laboratoriumnya. Beliau tinggal dilaboratoriumnya dan hanya tidur selama 4 jam sehari dan melakukan eksperimennya sampai penemuannya sempurna. Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.
Kata kebajikan yang dikenang dari Thomas Alva Edison adalah:

"Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras".

"Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan".

"Saya tidak patah semangat, karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju".

Saturday, September 24, 2011

Prosedur Pembuatan Sarung Handphone

pada mata kuliah kreativitas, saya diberikan 19 lembar kertas dan kertas tersebut menjadi tugas kreativitas saya, pada awalnya saya bingung ingin membuat tugas kreativitas yang seperti apa, dan keputusan saya membuat sarung handphone dari kertas-kertas tersebut.
prosedur pembuatan sarung handphone tersebut adalah :

1. selembar kertas digulung dan diukur sebesar bentuk handphone.
2. setelah di ukur sesuai bentuk handphone, kertas tersebut di straples pada bagian yang menghubungkan kedua ujung kertas tersebut.
3. setelah kertas tersebut menjadi bentuk yang sesuai dengan handphone, kemudian selembar kertas yang lain digunakan untuk menjadi bagian dasar sarung handphone.
4. kertas yang akan menjadi  bagian dasar handphone dilipat menjadi dua dan kemudian di masukan kedalam gulungan kertas yang pertama dan kemudian dibentuk menjadi dasar sarung handphone, dan di straples.
5. untuk menutup bagian yang di straples, selembar kertas yang lebih tipis digulungkan ke kertas yang berbentuk handphone kemudian dilem untuk memberikan kesan yang halus pada  sarung handphone.
6. untuk kunci sarung handphone, digunakan tali plastik. sebelumnya sarung yang sudah jadi, bagian atasnya di lubangi sejajar untuk menjadi tempat memasukan tali plastik.
7. kemudian tali plastik dimasukan dan diikat melilit pada sarung handphone.
8. tali plastik yang lain diikat pada bagian belakang sarung handphone, kemudian jika ingin mengunci sarung handphone, tali yang diikat dibelakang sarung, disambungkan kedepan sarung dan diikat sampat mulut sarung tertutup.
saya mengerjakan tugas kreativitas ini sendiri dan memakan waktu 1 jam. sarung handphone yang terbuat dari kertas ini adalah prototipe dari ide sarung handphone kertas, semoga para pembaca dapat menggunakan ide sarung handphone kertas saya dan menyempurnakan ide ini.

Friday, September 23, 2011

Sarung handPhone


Sarung tampak samping


Sarung handphone tampak dari samping


Sarung handphone dengan handphone didalamnya tampak dari atas


Sarung handphone yang tertutup tampak dari atas

Sunday, May 15, 2011

Manfaat Teknologi Dalam Media Pembelajaran di SMA

KELOMPOK 3


PERENCANAAN:
TIME TABLE
NO
URAIAN                              
APRIL
MEI


MINGGU 

    I
    II
   III
  IV
    I
    II
    III
   IV
1.
PENENTUAN TEMA
   X







2.
PERENCANAAN


    X





3.

PEMBUATAN SURAT IZIN





    X





4.


PENGAJUAN  SURAT IZIN KE SEKOLAH TUJUAN






    X





5.

PENGUMPULAN DATA





    X




6.


DISKUSI DATA DAN PENARIKAN  KESIMPULAN





    X




7.
FINISHING






    X


Pelaksanaan:
            Pada hari rabu, 11 mei 2011 pukul 13.30, kelompok datang menyerahkan surat izin penelitian di SMA Sultan Iskandar  Muda. Lalu, pukul 13.45 kelompok melakukan wawancara dengan 25 murid yang ada dikelas xi IPA 1, kepada 25 orang sampel tersebut diajukan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Menurut anda, apa sajakah peran media teknologi dalam proses belajar mengajar?
2.      Sarana teknologi apa sajakah yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah anda?
3.      Menurut anda, apakah sarana tersebut dapat membantu anda dalam proses belajar?
4.      Menurut anda apakah sarana tesebut dibutuhkan atau hanya sebagai pelengkap dalam sistem pembelajaran?
5.      Apakah sarana tersebut telah mencukupi dan efektif dalam mempermudah dalam proses belajar mengajar?
Kesimpulan:
            Dari pertanyaan yang diajukan kepada 25 sampel, didapatkan bahwa 23 sampel menyatakan sangat membutuhkan teknologi, dan bukan hanya sebagai pelengkap dalam proses belajar mengajar, maka dari itu ditarik kesimpulan bahwa memang peran teknologi sangat penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan landasan teori teknologi multimedia bahwa kelengkapan media dalam teknologi multimedia, melibatkan pendayagunaan seluruh panca indra sehingga daya imajinasi, kreatifitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang kearah yang lebih baik.
Evaluasi :
            Setelah dievaluasi, hasil dari penelitian sejalan dengan apa yang direncanakan. waktu 3 hari untuk penelitian yang pada awalnya direncakana ternyata tidak cukup untuk melakukan penelitian. Pada akhirnya dibutuhkan waktu seminggu. Karena, harus menunggu surat izin dan persetujuan kepala sekolah dari sekolah yang  bersangkutan.
Testimoni Kelompok:
tugas kali ini cukup menyenangkan karena kami mendapat pengalaman baru dan dapat belajar secara langsung untuk melakukan penelitian serta langsung ke lapangan.
Testimoni Putra :
tugas mini proyek ini menjadi pengalaman saya yang pertama dalam melakukan penelitian dan memberikan saya banyak pengalaman.
Testimoni Rizqa :
sangat menyenangkan bisa praktek langsung dalam penelitian ini, walau awalnya menegangkan karena pada bingung dalam proses awal
Testimoni Arief :
Alhamdulillah akhirnya tugas proyek ini selesai juga, yang pasti banyak pelajaran menarik dari pengerjaan tugas proyek ini. Seperti, kita bisa langsung mempraktikan teori-teori yang mungkin selama ini telah kita bahas di perkuliahan psikologi pendidikan.

Monday, May 9, 2011

Andragogi

Apa itu Andragogi?
Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Latin “andros” yang berarti orang dewasa dan “agogos“ yang berarti memimpin atau melayani.
Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).
Orang dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dilihat dari segi sosial dan psikologis. Secara biologis, seseorang disebut dewasa apabila ia telah mampu melakukan reproduksi.Secara sosial, seseorang disebut dewasa apabila ia telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan. Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya.Kedewasaan itupun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa. Istilah “andogogi” berasal dari “andr” dan “agogos” berarti memimpin, mengamong, atau membimbing.
Dugan Laird (Hendayat S., 2005: 135) mengatakan bahwa andragogi mempelajari bagaimana orang dewasa belajar. Laird yakin bahwa orang dewasa belajar dengan cara yang secara signifikan berbeda dengan cara-cara anak dalam memperoleh tingkah laku baru.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa.untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: 
1. mendefinisikan kebutuhan belajarnya. 
2. merumuskan tujuan belajar.
3. ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar.
4. berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
 Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.
Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut: 
(a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran.
(b) menemukan kebutuhan belajar.
(c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar.
(d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik.
(e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat.
(f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelejaran selanjutnya.
 Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2005: 63).
Sumber :
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI

Monday, May 2, 2011

Paedagogi

Pendidikan Orang Dewasa
perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat indonesia, dan kemajuan-kemajuan teknologi umumnya, memberi dorongan dan kesempatan orang dewasa untuk kembali belajar, baik meneruskan pendidikan yang dirasa belum selesai, maupun belajar hal-hal baru (autodidak). kesempatan mengikuti program KB misalnya, menyebabkan ibu-ibu rumah tangga dapat menyelesaikan tugas membesarkan anak-anak sebelum terlalu tua. waktu yang tersisa dapat diisi dengan mempelajari sesuatu. demekian juga, bapak-bapak sempat meningkatkan pendidikan sebab beban menghidupi keluarga lebih ringan. sedangkan kemajuan teknologi membawa perubahan lapangan kerja dan mendorong mereka yang ingin menanjak karirnya untuk meningkatkan kemampuan dengan cara belajar kembali. ada banyak kesempatan bagi guru SD misalnya, untuk meningkatkan pendidikan melalui Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (Universitas Terbuka).
sebagai konselor, pengetahuan mengenai pendidikan orang dewasa ini penting, yaitu untuk membantu orang dewasa belajar kembali, melalui pelatihan dan kursus. banyak kursus-kursus dibuka bagi orang dewasa. di amerika serikat kursus-kursus semacam ini banyak merupakan program yang disebut "Adult Education". ada hal yang berbeda antara pendidikan anak-anak dan pendidikan/ pelatihan orang dewasa. beberapa langkah yang perlu diperhatikan akan diberikan dalam bahasan ini.
pendidikan bagi orang dewasa perlu disusun sedemikian rupa agar memberi pengalaman-pengalaman yang dapat mencapai tujuan pendidikan. Empat hal perlu diperhatikan:
1. membantu peserta didik agar bermotivasi untuk berubah.
2.membantu peserta didik untuk mencerna informasi dan pengalaman secara efektif.
3. membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap, atau ide-ide kreatif.
4. membantu peserta didik untuk mentransfer hal-hal yang dipelajari agar diterapkan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.

Sumber : Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI