Sunday, November 24, 2013

Kondisi Belajar Robert Gagne

kunci untuk pengembangan teori belajar yang komprehensif adalah menjelaskan sifat yang kompleks dari belajar manusia. pertama, berbeda dengan model pertumbuhan-kesiapan di mana pendewasaan mengatur proses belajar, Gagne berpendapat bahwa belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan. kedua, belajar manusia bersifat kumulatif. belajar keterampilan tertentu akan memberikan kontribusi pada belajar keterampilan yang lebih kompleks. hasilnya adalah kompetensi intelektual yang terus meningkat.
ketiga, belajar manusia adalah kompleks dan beragam. prosesnya tidak dapat direduksi menjadi asosiasi S-R atau pengalaman wawasan yang dideskripsikan oleh teoritisi Gestalt. selain itu, studi belajar tidak boleh fokus pada pengembangan prinsip yang berlaku hanya pada satu bidang subjek. deskripsi yang memadai dari belajar manusia harus berlaku untuk berbagai macam aktivitas manusia di beragam latar dan situasi dimana belajar itu terjadi.juga, belajar menghasilkan disposisi yang dipertahankan yang dibuktikan oleh kinerja tertentui. keluaran dari belajar disebut kapabilitas. proses belajar adalah proses kognitif yang memproses informasi di lingkungan menjadi berbagai macam kapabilitas.
behavioris dan teoretis Gestalt mengembangkan penjelasan tentang proses belajar di dalam laboratorium dan memperluas temuannya pada situasi manusia. sebaliknya, Gagne mengawali dengan kompleksitas dan variasi yang menjadi ciri belajar pada manusia dan menyusun suatu sistem untuk menjelaskan variasi itu.
analisis Gagne menghasilkan lima kategori atau ragam belajar yang dibedakan oleh kinerja yang berbeda-beda dan persyaratan yang berbeda untuk belajar. kelima ragam itu adalah informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. selain itu, keterampilan intelektual mencakup empat keterampilan dengan ciri-ciri tersendiri yang membentuk hierarki dari belajar diskriminasi sampai ke belajar aturan pada jenjang yang lebih tinggi (pemecahan masalah). berbeda dengan penjelasan lainnya, seperti "belajar menghafal" atau "belajar konseptual" kelima ragam tersebut melintasi batas mata pelajaran disekolah, usia pemelajar, dan jenjang kelas.
masing-masing ragam belajar mensyaratkan seperangkat kondisi internal dan eksternal yang berlainan untuk perolehan kapabilitas tertentu. kondisi internal mencakup keterampilan prasyarat yang harus ada dan sembilan tahapan pemrosesan kognitif yang diperlukan untuk belajar. kondisi eksternal adalah kegiatan pembelajaran yang mendukung proses kongitif pemelajar.
tujuan utama dari teori Gagne adalah merencanakan pembelajaran kelas yang efektif. guru atau perancang pembelajaran menulis keterampilan yang akan dipelajario dalam bentuk tujuan kinerja, dan mengidentifikasikan berbagai macam belajar. analisis tugas kemudian digunakan untuk mengidentifikasikan keterampilan prasyarat, dan kegiatan pembelajar dipilih untuk masing-masing tujuan yang akan diajarkan.
Gagne mengembangkan teori kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologis yang terlihat di dalam riset tentang belajar sebelumnya dan untuk menspesifikasi dengan tepat urutan kegiatan pembelajaran untuk proses-proses yang teridentifikasi. jadi teori ini lebih mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai oleh guru di kelas.
kotribusi paling terkenal dari teori ini adalah ia mengoperasionalisasikan konsep belajar kumulatif dan memberikan mekanisme untuk merancang pembelajaran dari yang sederhana sampai kompleks. konsep belajar kumulatif, analisis tugas, dan identifikasi komponen keterampilan komponen telah diterima sebagai bagian dari kurikulum.

Sunday, November 17, 2013

Pengkondisian Berpenguat Skinner

tujuan setiap sains atau ilmu pengetahuan adalah menemuikan hukum hubungan di antara kejadian alam di lingkungan. karena itu, ilmu perilaku harus menemukan hukum relasi di antara kejadian lingkungan dengan perilaku. untuk mengembangkan psikologi sebagai sains, skinner menetapkan beberapa syarat untuk riset behavioral. pertama, teori dan diskusi keadaan internal tidak boleh menjadi basis untuk riset. kedua, periset harus melakukan eksperimen dengan subjek individual dan memanipulasi kejadian yang dapat diamati dalam latar yang terkontrol. ketiga, periset harus mendefinisikan sifat perilaku dan kondisi eksperimen mentaldalam istilah fisik.skinner mengidentifikasi frekuensi respons sebagai ukuran dari kemungkinan respons masa depan. dengan kata lain, ketika belajar terjadi, respons meningkat.
kunci untuk memahami perilaku yang kompleks adalah memahami kejadian dan proses yang menyebabkan respons diberikan. respons ini berbedadengan respons dari pavlov, tidak secara otomatis diasosiasikan dengan sitmulus tertentu. sebaliknya, respons itu bisa muncul dalam banyak situasi yang berbeda. kunci untuk memahami respons ini, menurut skinner, adalah hukum efek thorndike. respons yang dimunculkan diberlakukan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda yang memengaruhi hewan atau manusia sedemikian rupa untuk mengubahperilaku di masa depan. tiga komponen penting yang diturunkan oleh skinner dari paradigma thorndike adalah stimulus diskriminatif,respons, dan stimulus.
ada tiga klasifikasi penguatan umum. pertama, adalah penguatan primer dan sekunder yang dikondisikan. penguatan primer adalah penguatan yang dalam kondisi tepat dapat meningkatkan frekuensi perilaku tanpa pelatihan. penguatan sekunder atau dikondisikanakan mendapatkan kekuatan penguatan melalui  asosiasi dengan kejadian yang telah berfungsi sebagai penguat. kategori kedua, penguat umum adalah penguat yang berfungsi dalam berbagai macam situasi. penguat yang digeneralisasikan ini biasanya ada dua: penguat sosial dan manipulasi lingkungan fisik yang sukses. kategori ketiga, penguatan positif atau negatif adlah cara konsekuensi penguatan berfungsi. dalam penguatan positif respons memproduksi stimulus baru; misalnya. penekanan tuas menghasilkan makanan. sebaliknya, penguatan negatif adalah pengkondisian penghindaran dari stimulus penolakan atau diperkuat.
ada empat faktor dalam penguasaan pola perilaku. faktor itu adalah pembentukan, jadwal penguatan, konsep kegunaan negatif, dan perilaku yang diatur peraturan. pembentukan terdiri dari serangkai stimulio diskriminatif dan penguatan untuk perubahan respons halus. proses ini mengilustrasikan perkembangan perilaku kompleks melalui penguatan diferensial. pembentukan adalah penting karena ia menimbulkan perilaku yang hampir mustahil terjadi secara alamiah dalam bentuk finalnya.
dalam laboratorium, penguatan bisa diberikan sesuai dengan jadwal rasio atau jadwal interval. waktu untuk masing-masing jadwal bisa tetap atau variabel. salah satu keuntungan dari penguatan rasio-variabel adalah ia mempertahankanperilaku dari pelenyapan ketika penguatannya jarang. akan tetapi, ketika jadwal rasio-variabel menimbulkan kerusakan dalam jangka panjang, proses ini dinamakan kegunaan negatif. kecanduan berjudi adalah contohnya.
penguatan untuk respons yang dilakukan adalah penguatan yang diatur oleh kemungkinan. akan tetapi, tidak semua perilaku didapat melalui eksposure langsung apda konsekuensi respons. sebaliknya, orang sering mengikuti nasihat, instruksi,atau petunjuk. perubahan perilaku terjadi karena mereka diperkuat di masa lalu. perilaku semacam itu, yang disebut perilaku yang diatur peraturan, berbeda dengan perilaku yang diatur kemungkinan dalam dua hal. perilaku lebih efektif dilakukan dalam kondisi diatur kemungkinan dan dilakukannya perilaku itu di masa depan akan lebih memungkinkan.