Sunday, May 15, 2011

Manfaat Teknologi Dalam Media Pembelajaran di SMA

KELOMPOK 3


PERENCANAAN:
TIME TABLE
NO
URAIAN                              
APRIL
MEI


MINGGU 

    I
    II
   III
  IV
    I
    II
    III
   IV
1.
PENENTUAN TEMA
   X







2.
PERENCANAAN


    X





3.

PEMBUATAN SURAT IZIN





    X





4.


PENGAJUAN  SURAT IZIN KE SEKOLAH TUJUAN






    X





5.

PENGUMPULAN DATA





    X




6.


DISKUSI DATA DAN PENARIKAN  KESIMPULAN





    X




7.
FINISHING






    X


Pelaksanaan:
            Pada hari rabu, 11 mei 2011 pukul 13.30, kelompok datang menyerahkan surat izin penelitian di SMA Sultan Iskandar  Muda. Lalu, pukul 13.45 kelompok melakukan wawancara dengan 25 murid yang ada dikelas xi IPA 1, kepada 25 orang sampel tersebut diajukan beberapa pertanyaan yaitu:
1.      Menurut anda, apa sajakah peran media teknologi dalam proses belajar mengajar?
2.      Sarana teknologi apa sajakah yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah anda?
3.      Menurut anda, apakah sarana tersebut dapat membantu anda dalam proses belajar?
4.      Menurut anda apakah sarana tesebut dibutuhkan atau hanya sebagai pelengkap dalam sistem pembelajaran?
5.      Apakah sarana tersebut telah mencukupi dan efektif dalam mempermudah dalam proses belajar mengajar?
Kesimpulan:
            Dari pertanyaan yang diajukan kepada 25 sampel, didapatkan bahwa 23 sampel menyatakan sangat membutuhkan teknologi, dan bukan hanya sebagai pelengkap dalam proses belajar mengajar, maka dari itu ditarik kesimpulan bahwa memang peran teknologi sangat penting dan dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan landasan teori teknologi multimedia bahwa kelengkapan media dalam teknologi multimedia, melibatkan pendayagunaan seluruh panca indra sehingga daya imajinasi, kreatifitas, fantasi, emosi peserta didik berkembang kearah yang lebih baik.
Evaluasi :
            Setelah dievaluasi, hasil dari penelitian sejalan dengan apa yang direncanakan. waktu 3 hari untuk penelitian yang pada awalnya direncakana ternyata tidak cukup untuk melakukan penelitian. Pada akhirnya dibutuhkan waktu seminggu. Karena, harus menunggu surat izin dan persetujuan kepala sekolah dari sekolah yang  bersangkutan.
Testimoni Kelompok:
tugas kali ini cukup menyenangkan karena kami mendapat pengalaman baru dan dapat belajar secara langsung untuk melakukan penelitian serta langsung ke lapangan.
Testimoni Putra :
tugas mini proyek ini menjadi pengalaman saya yang pertama dalam melakukan penelitian dan memberikan saya banyak pengalaman.
Testimoni Rizqa :
sangat menyenangkan bisa praktek langsung dalam penelitian ini, walau awalnya menegangkan karena pada bingung dalam proses awal
Testimoni Arief :
Alhamdulillah akhirnya tugas proyek ini selesai juga, yang pasti banyak pelajaran menarik dari pengerjaan tugas proyek ini. Seperti, kita bisa langsung mempraktikan teori-teori yang mungkin selama ini telah kita bahas di perkuliahan psikologi pendidikan.

Monday, May 9, 2011

Andragogi

Apa itu Andragogi?
Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Latin “andros” yang berarti orang dewasa dan “agogos“ yang berarti memimpin atau melayani.
Knowles (Sudjana, 2005: 62) mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai seni dan ilmu untuk mengajar anak-anak (pedagogy is the science and arts of teaching children).
Orang dewasa tidak hanya dilihat dari segi biologis semata, tetapi juga dilihat dari segi sosial dan psikologis. Secara biologis, seseorang disebut dewasa apabila ia telah mampu melakukan reproduksi.Secara sosial, seseorang disebut dewasa apabila ia telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.
Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila ia telah melewati masa pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun. Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan. Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-kulturalnya.Kedewasaan itupun merupakan suatu gejala yang selalu mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa. Istilah “andogogi” berasal dari “andr” dan “agogos” berarti memimpin, mengamong, atau membimbing.
Dugan Laird (Hendayat S., 2005: 135) mengatakan bahwa andragogi mempelajari bagaimana orang dewasa belajar. Laird yakin bahwa orang dewasa belajar dengan cara yang secara signifikan berbeda dengan cara-cara anak dalam memperoleh tingkah laku baru.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa.untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: 
1. mendefinisikan kebutuhan belajarnya. 
2. merumuskan tujuan belajar.
3. ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar.
4. berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
 Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.
Prosedur yang perlu ditempuh oleh pendidik sebagaimana dikemukakan Knowles (1986) adalah sebagai berikut: 
(a) menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran.
(b) menemukan kebutuhan belajar.
(c) merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar.
(d) merancang pola belajar dalam sejumlah pengalaman belajar untuk peserta didik.
(e) melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode, teknik dan sarana belajar yang tepat.
(f) menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelejaran selanjutnya.
 Inti teori andragogi adalah teknologi keterlibatan diri (ego) peserta didik. Artinya kunci keberhasilan daam proses pembelajaran peserta didik terletak pada keterlibatan diri mereka dalam proses pembelajaran (Sudjana, 2005: 63).
Sumber :
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI

Monday, May 2, 2011

Paedagogi

Pendidikan Orang Dewasa
perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat indonesia, dan kemajuan-kemajuan teknologi umumnya, memberi dorongan dan kesempatan orang dewasa untuk kembali belajar, baik meneruskan pendidikan yang dirasa belum selesai, maupun belajar hal-hal baru (autodidak). kesempatan mengikuti program KB misalnya, menyebabkan ibu-ibu rumah tangga dapat menyelesaikan tugas membesarkan anak-anak sebelum terlalu tua. waktu yang tersisa dapat diisi dengan mempelajari sesuatu. demekian juga, bapak-bapak sempat meningkatkan pendidikan sebab beban menghidupi keluarga lebih ringan. sedangkan kemajuan teknologi membawa perubahan lapangan kerja dan mendorong mereka yang ingin menanjak karirnya untuk meningkatkan kemampuan dengan cara belajar kembali. ada banyak kesempatan bagi guru SD misalnya, untuk meningkatkan pendidikan melalui Pendidikan Tinggi Jarak Jauh (Universitas Terbuka).
sebagai konselor, pengetahuan mengenai pendidikan orang dewasa ini penting, yaitu untuk membantu orang dewasa belajar kembali, melalui pelatihan dan kursus. banyak kursus-kursus dibuka bagi orang dewasa. di amerika serikat kursus-kursus semacam ini banyak merupakan program yang disebut "Adult Education". ada hal yang berbeda antara pendidikan anak-anak dan pendidikan/ pelatihan orang dewasa. beberapa langkah yang perlu diperhatikan akan diberikan dalam bahasan ini.
pendidikan bagi orang dewasa perlu disusun sedemikian rupa agar memberi pengalaman-pengalaman yang dapat mencapai tujuan pendidikan. Empat hal perlu diperhatikan:
1. membantu peserta didik agar bermotivasi untuk berubah.
2.membantu peserta didik untuk mencerna informasi dan pengalaman secara efektif.
3. membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan sikap, atau ide-ide kreatif.
4. membantu peserta didik untuk mentransfer hal-hal yang dipelajari agar diterapkan dalam kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari.

Sumber : Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok : LPSP3 Fakultas Psikologi UI