Sunday, December 15, 2013

Perspektif Kognitif : II. Metakognitif dan Pemecahan Masalah

Riset terhadap perbedaan antara ahli dan pemula dalam hal pemecahan masalah mengindikasikan adanya peran utama dari pengetahuan dan keterampilan metakognitif dalam berpikir. Basis pengetahuan yang luas dari pakar juga memungkinkan digunakannya memori jangka pendek dan panjang secara efisien.
Selain menyimpan pengetahuan lebih banyak, ahli dalam sains dan matematika mengodekan masalah dan prosedur/solusi dalam skema yang ditata di seputar prinsip yang lebih tinggi dalam ranah itu. Mereka juga mencurahkan waktu untuk mengonstruksi representasi masalah, mengaplikasikan skema yang dikembangkan dengan baik, dan menguji dan memonitor strategi mereka di sepanjang proses. Dalam ilmu kemanusiaan, ahli akan mengonstruksi penjelasan situasi atau peristiwa yang merefleksikan pencarian dan identifikasi pola pengetahuan, dan mereka juga mengecek dan mengecek silang deduksi yang mereka buat.
Perspektif berbeda tentang pemecahan masalah, yakni teori muatan kognitif, membahas keterbatasan memori kerja dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang membuat materi sulit dipelajari. Teori ini membahas pengaruh muatan kognitif tambahan, intrinsic, dan yang relecan dalam perolehan dan automasi skema.
Empat kondisi umum untuk pembelajaran metakognitif adalah : a) pembelajaran dengan kesadaran akan kegunaan; b) kriteria kinerja dan penilaian yang membutuhkan aktivitas metakognitif; c) member contoh strategi dengan penguatan; dan d) latihan ekstensif dalam situasi yang berbeda dengan penguatan. Juga, buku pengangan kelas dan bantuan belajar lainnya tidak boleh menggantikan atay mengompensasi strategi metakognitif. Selama pembelajaran, diskusi kelas singkat dapat mengeksplorasi tujuan strategi metakognitif dan mengeksplorasi hubungan antara kondisi tugas, strategi, dan prosuk dari tugas-tugas yang berbeda. Monitoring diri dan evaluasi juga dimasukkan sebagai bagian  dari pembelajaran keterampilan metakognitif.

Masalah tipikal yang menghambat implementasi strategi oleh siswa adalah : a) kegagalan untuk mengenali kondisi tugas; b) persepsi keliru atas kondisi tugas; dan c) kegagalan untuk mengenali telasi antara kondisi tugas dan kinerja. Selain itu, melepaskan strategi lama yang tidak efektif merupakan hal yang sulit bagi siswa. Strategi baru membutuhkan usaha tambahan dan biasanya memerlukan latihan yang ekstensif.

No comments:

Post a Comment