ada beberapa asumsi dasar Teori Kultural-Historis Vygotsky, yaitu 1) riset pada perilaku hewan tidak dapat menjelaskan perilaku manusia. 2) manusia adalah makhluk rasional yang mendapatkan kontrol atas perilaku mereka melalui perkembangan kapabilitas intelektual yang kompleks. 3) perkembangan kognitif adalah proses dialektikal kompleks yang mencakup transformasi kualitatif dari beberapa proses ke proses lain dan interaksi kompleks dari faktor-faktor internal dan eksternal. 4) a. melalui perkembangan dan penggunaan alat-alat, manusia mengubah baik itu alam maupun dirinya sendiri. b. perangkat psikologis yang memengaruhi perkembangan kognitif adalah tanda dan simbol dari kultur yang digunakan untuk berpikir. 5) proses kognitif harus dipelajari dengan cara yang dapat mengungkapkan hakikat dinamika dan perubahannya.
lambang-lambang adalah stimuli artifisial yang diperkenalkan ke dalam tugas psikologis yang mengubah hakikat dari aktivitas mental. eksperimen Vygotskian mengidentifikasi empat tahap dalam belajar untuk menggunakan lambang guna menguasai pikiran. dalam tahap pertama, anak mengandalkan proses mental alamiahnya, tetapi tidak sukses (tahap alamiah atau primitif). kemudian, dalam tahap psikologi naif, anak berusaha menggunakan stimuli bantuan, namun tidak mengetahui peran psikologisnya. pada tahap ketiga, penggunaan lambang eksternal, anak usia sekolah membuat hubungan verbal antara stimuli bantuan dan objek tugas. terakhir, pada level perkembangan yang lebih tinggi, individu mengonstruksi stimuli verbal internal untuk menguasai pemikirannya.
Vygotsky mengidentifikasi dua hukum yang berkaitan dengan penggunaan lambang. hukum pertama menyatakan arti penting transmisi dari bentuk perilaku langsung atau alamiah ke penggunaan lambang dalam tugas kognitif. hukum lainnya menekankan restrukturisasi pemikiran yang terjadi dalam transisi dari pengandalan lambang eksternal (stimuli bantuan) ke pemikiran verbal internal.
menurut Vygotsky, usaha terdahulu untuk menjelaskan hubungan wicara dengan pemikiran belumlah memadai. periset tidak memahaminya sebagai kapabilitas terpisah yang muncul pada tahap tertentu dari perkembangan. tahap pertama perkembangan wicara adalah pra-intelektual; ini termasuk tangis bayi, kemudian berceloteh dan mengeluarkan berbagai suara untuk membuat kontak dengan orang lain. tahap kedua, wicara otonom, yang terjadi sejak masa kelahiran anak, dan terdiri dari kata-kata yang diucapkan bayi. tetapi mereka berfungsi hanya dalam situasi konkret dengan anggota keluarga dan orang-orang yang dekat dengan anak.
tahap psikologi naif melibatkan penggunaan kata-kata dewasa sederhana. meskipun anak memahami fungsi kata sebagai penamaan, dia tidak memahami fungsi simboliknya sebagai kategori. sekitar usia tiga tahun, wicara anak dibagi menjadi wicara komunikatif (bicara dengan orang lain) dan egosentris (bicara dengan diri sendiri). wicara egosentris pada mulanya mengiringi aktivitas anak dan kemudian beralih ke fungsi perencanaan. ini adalah awal dari pemikiran verbal anak. tahap terakhir, wicara intelektual atau internal, dimulai sekitar tujuh tahun tetapi baru berkembang penuh pada usia remaja. struktur dasar wicara egosentris anak beralih ke dalam dan menjadi wicara internal.
Vygotsky menekankan fungsi mental yang komplek mengenai persepsi kategoris, memori logis, pemikiran konseptual, dan atensi yang diatur sendiri. potensi untuk pengembangan kapabilitas ini ditentukan oleh warisan kultural-historis dari kultur anak dan pengalaman sosial anak.
kunci untuk perkembangan fungsi mental yang kompleks adalah penguasaan lambang dan simbol kultur sebagai sarana untuk menguasai pemikiran. penciptaan dan pengguaan lambang arbiter mengubah sifat psikologis dari proses seperti persepsi, memori, dan atensi menjadi bentuk yang lebih kompleks.
prinsip dasar dalam perkembangan kognitif yang diidentifikasi oleh Vygotsky mencakup dua cabang perkembangan kognitif kultural, hukum penggunaan lambang, dan hukum umum genetik. yang esensial dalam perkembangan fungsi mental yang lebih tinggi adalah interaksi dengan orang dewasa yang berpengetahuan untuk mengembangkan baik itu makna simbil kultural maupun cara berpikir tentang kultur. yang juga penting dalam proses ini adalah imitasi dan penemuan oleh pemelajar dalam mengaplikasikan tindakan yang dicontohkan selama interaksi orang dewasa-siswa.
kelemahan utama teori ini adalah Vygotsky tidak mampu menyempurnakan idenya sebelum kematiannya. jadi, pendidik mendapat garis besar umum namun hanya sedikit rincian penerapannya.
kontribusi utama teori ini antara lain peran lambang dan simbol kultural dalam belajar dan perkembangan, pengenalan kontribusi psikologis dari tahapan penggunaan lambang dalam pengembangan berpikir dan pentingnya interaksi sosial dengan "bentuk ideal" dari perilaku selama belajar.
No comments:
Post a Comment