perilaku yang diamati merupakan kompenen esensial dari belajar dalam latar naturalistik. fungsi utama dari model perilaku adalah mentransmisikan informasi kepada pengamat melalui salah satu dari tiga cara, yaitu a) menjadi petunjuk bagi perilaku yang sama pada orang lain; b) memperkuat atau melemahkan sikap menahan diri pemelajar terhadap pelaksanaan perilaku tertentu; c) menunjukkan pola perilaku baru.
model nyata adalah anggota keluarga, guru, teman, rekan kerja, dan orang lain di setting sosial sekitarnya. model simbolik adalah gambaran dari perilaku, yang utama adalah media massa. namun, media massa sering menyajikan pandangan dunia yang fiksional. selain itu, media menggambarkan banyak kekerasan secara tidak proporsional dan juga memberi kontribusi pada seksualisasi gadis muda.
karakteristik situasional yang memengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah a) atribut model; b) tingkat ketidakpastian tentang arah tindakan tertentu; c) tingkat penguatan yang ada dalam situasi. karakteristik pengamat juga memengaruhi responsivitas pengamat terhadap model. beberapa riset mengindikasikan pengamat yang kurang percaya diri kemungkinan akan mengadopsi perilaku dari model yang sukses. namun, ketika guru menggunakan pemodelan untuk mengembangkan kompetensi tertentu, pengamat yang berbakat dan berjiwa petualanglah yang paling besar kemungkinannya untuk mendapatkan manfaat terbanyak dari pemodelan itu.
teori kognitif-sosial Albert Bandura diawali dengan analisisnya terhadap pendekatan sebelumnya tentang belajar perilaku imitatif. teori-teori sebelumnya mengajukan berbagai macam mekanisme untuk menjelaskan adopsi perilaku prososial dan antisosial. termasuk di dalamnya adalah penguatan untuk imitasi, pengasuhan, kekuasaan, kecemburuan, dan frustasi.
sebaliknya, Bandura mengusulkan satu paradigma tunggal untuk menjelaskan perolehan perilaku prososial maupun antisosial. komponen-komponennya adalah a) model perilaku; b) konsekuensi dari model; c) proses kognitif pemelajar. konsekuensi yang diterima oleh model yang memberi kontribusi untuk pengamat dalam mempelajari perilaku di antaranya adalah penguatan pengganti, dan ketiadaan hukuman yang diantisipasi. konsekuensi ini menandai perilaku yang memiliki nilai fungsional dan karenanya mungkin berguna bagi pengamat. kinerja pengamat yang sukses bergantung sebagian pada proses kognitif pemelajar (atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi).
belajar, menurut Bandura, direpresentasikan melalui tiga interaksi antara lingkungan, kegiatan internal individual, dan perilaku individual (determinan resiprokal). termasuk di dalam teori ini adalah pengembangan sistem pengaturan diri, sebgai komponen yang diperlukan dalam mengembangkan kinerja yang unggul di setiap bidang. termasuk di dalam sistem ini adalah pemahaman ketangguhan pribadi, penentuan tujuan, evaluasi diri, dan imbalan atau hukuman yang diatur sendiri.
Bandura mengidentifikasi arti penting pengaturan diri dan pemahaman ketangguhan pemelajar dalam berinteraksi dengan lingkungan. namun, dalam latar kelas yang terbatas, mengembangkan sistem pengaturan diri dan pemahaman ketangguhan diri pemelajar merupakan tugas yang sulit.
kontribusi pentingnya dalah efek dari lingkungan dan model perilaku dalam media elektronik dan deskripsi peran model yang perinci, penguatan, dan hukuman dalam latar kelas. yakni, hukuman atau lemahnya hukuman yang diberikan kepada pihak lain dan penguatan pengganti keduanya ada dalam latar kelas. kontribusi lain adalah identifikasi peran ketangguhan pribadi dalam belajar.