Sunday, March 18, 2012

Kaitan Paedagogi dengan Paradigma Belajar

istilah paradigma dikemukakan secara akademik dan operasional oleh Thomas Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution. Kuhn menggunakan istilah paradigma untuk menggambarkan seseorang yang mengakui keyakinan dan teori yang mendasari kegiatan "ilmu-ilmu normal". dengan demikian paradigma adalah cara yang diterima untuk melihat dunia yang tumbuh dari pertanyaan-pertanyaan, pengamatan, dan analisis dari berbagai bentuk usaha ilmiah.
jika dikaitkan dengan Paedagogi, paradigma menjadi acuan dalam cara seorang guru memberikan pembelajaran didalam kelas. dalam berinteraksi dengan siswa-siswa yang beraneka ragam, seorang guru harus menggunakan berbagai paradigma untuk menghadapi siswa-siswanya. dengan adanya paradigma, seorang guru dapat menyusun strategi-strategi dalam menghadapi tantangan didalam kelas. setiap strategi guru didasari pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. hal yang penting dipahami saat ini, bahwa strategi tumbuh dari paradigma yang berbeda. asumsi yang mendasarinya adalah bahwa pembelajaran yang lebih akan terjadi ketika guru mulai mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana kegiatan belajar terjadi. guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalam menggunakan strategi itu. lima strategi mengajar dimaksud disajikan berikut ini :
  • Strategi 1 : Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan. strategi ini didasari oleh hasil  temuan psikologi perilaku.
  • Strategi 2 : Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyanjikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. strategi ini didasari oleh temuan psikologi kognitif.
  • Strategi 3 : Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpkir, pemecahan masalah, dan kreatvitas melalui penyeldikan dan penemuan. strategi ini didasari oleh hasil penemuan tentang proses berpikir dan penelitian psikologis pada penalaran dan kreativitas.
  • Strategi 4 : Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. strategi ini didasari oleh hasil temuan tentang komunikasi kelompok dan tim.
  • Strategi 5 : Pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk mereflesikan pembelajaran yang terjadi dilingkungan kerja, magang, studi wisata, atau kegiatan diluar ruangan. strategi ini didasari oleh hasil temuan teori belajar holistik dan teori-teori konseling yang memfasilitasi wawasan dan pemahaman diri.
kelima strategi diatas menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. kelimanya dapat digunakan dengan materi pelajaran dalam pengaturan apapun dan disetiap kelompok usia siswa, bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi. lima strategi, bersama dengan tiga perspektif (materi pelajaran, cara mengelola/mengatur pembelajaran, dan siswa) menyediakan informasi dasar profesional bahwa setiap guru agar menjadi lebih efektif dalam melaksanakan tugasnya. selebihnya tentu mengandalkan pelatihan, kesabaran, dan kerja keras.

No comments:

Post a Comment