Manakah yang lebih baik, anatara Tes Individual dengan Tes Kelompok?
Tes intelegensi seperti Stanford-Binet dan Wechsler dilakukan berdasarkan basis individual. seorang psikolog memahami penilaian intelegensi individual sebagai interaksi antara pemeriksa dan murid. ini membuat psikolog tersebutbisa menyusun sampel perilaku murid. selama pengujian, peneliti mengamati bagaimana laporan disusun, minat dan perhatian murid, apakah ada kecemasan dalam pengerjaantugas, dan tingkat toleransi murid menghadapi rasa frustasi.
Murid juga diberi tes intelegensi dalam kelompok pada saat yang bersamaan (Drummond, 2000). tes intelegensi kelompok mencakup lorge-thorndike intelligence tests, kuhlman-anderson intelligence tests, dan otis-lennon school mental abillities tests. tes kelompok lebih nyaman dan ekonomis ketimbang tes individual, namun juga ada kekurangannya. saat tes dilakukan pada satu kelompok besar, peneliti tak dapat menyusun laporan individual, menentukan tingkat kecemasan murid, dan sebagainya. dalam situasi tes kelompok besar, murid mungkin tidak memahami instruksi atau mungkin diganggu oleh murid lainnya.
karena keterbatasan inil, maka saat akan dibuat keputusan penting menyangkut murid, tes intelegensi kelompok harus dilengkapi dengan informasi lain tentang kemampuan murid. strategi yang sama juga berlakuuntuk tes individual, meskipun biasanya kita lebih baik tidak terlalu yakin pada akurasi skor tes intelegensi kelompok. banyak murid yang mengikuti tes dalam kelompok besar disekolah, tetapi keputusan untuk menempatkan murid dalam kelas khusus anak penderita retardasi mental, kelas pendidikan khusus, atau kelas anak berbakat, sebaiknya tidak didasarkan pada tes kelompok saja. dalam kasus seperti itu, informasi relevan tentang kemampuan murid harus diperoleh dengan cara selain menggunakan tes (Domino, 2000)
jadi, tes inteligensi individual dan tes inteligensi kelompok mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing yang berguna untuk mengukur tingkat kecerdasaan seorang anak.
Sumber : Santrock J. W. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.
No comments:
Post a Comment