Monday, September 30, 2013

Teori Kognitif-Sosial Albert Bandura

perilaku yang diamati merupakan kompenen esensial dari belajar dalam latar naturalistik. fungsi utama dari model perilaku adalah mentransmisikan informasi kepada pengamat melalui salah satu dari tiga cara, yaitu a) menjadi petunjuk bagi perilaku yang sama pada orang lain; b) memperkuat atau melemahkan sikap menahan diri pemelajar terhadap pelaksanaan perilaku tertentu; c) menunjukkan pola perilaku baru.
 model nyata adalah anggota keluarga, guru, teman, rekan kerja, dan orang lain di setting sosial sekitarnya. model simbolik adalah gambaran dari perilaku, yang utama adalah media massa. namun, media massa sering menyajikan pandangan dunia yang fiksional. selain itu, media menggambarkan banyak kekerasan secara tidak proporsional dan juga memberi kontribusi pada seksualisasi gadis muda.
karakteristik situasional yang memengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah a) atribut model; b) tingkat ketidakpastian tentang arah tindakan tertentu; c) tingkat penguatan yang ada dalam situasi. karakteristik pengamat juga memengaruhi responsivitas pengamat terhadap model. beberapa riset mengindikasikan pengamat yang kurang percaya diri kemungkinan akan mengadopsi perilaku dari model yang sukses. namun, ketika guru menggunakan pemodelan untuk mengembangkan kompetensi tertentu, pengamat yang berbakat dan berjiwa petualanglah yang paling besar kemungkinannya untuk mendapatkan manfaat terbanyak dari pemodelan itu.
teori kognitif-sosial Albert Bandura diawali dengan analisisnya terhadap pendekatan sebelumnya tentang belajar perilaku imitatif. teori-teori sebelumnya mengajukan berbagai macam mekanisme untuk menjelaskan adopsi perilaku prososial dan antisosial. termasuk di dalamnya adalah penguatan untuk imitasi, pengasuhan, kekuasaan, kecemburuan, dan frustasi.
sebaliknya, Bandura mengusulkan satu paradigma tunggal untuk menjelaskan perolehan perilaku prososial maupun antisosial. komponen-komponennya adalah a) model perilaku; b) konsekuensi dari model; c) proses kognitif pemelajar. konsekuensi yang diterima oleh model yang memberi kontribusi untuk pengamat dalam mempelajari perilaku di antaranya adalah penguatan pengganti, dan ketiadaan hukuman yang diantisipasi. konsekuensi ini menandai perilaku yang memiliki nilai fungsional dan karenanya mungkin berguna bagi pengamat. kinerja pengamat yang sukses bergantung sebagian pada proses kognitif pemelajar (atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi).
belajar, menurut Bandura, direpresentasikan melalui tiga interaksi antara lingkungan, kegiatan internal individual, dan perilaku individual (determinan resiprokal). termasuk di dalam teori ini adalah pengembangan sistem pengaturan diri, sebgai komponen yang diperlukan dalam mengembangkan kinerja yang unggul di setiap bidang. termasuk di dalam sistem ini adalah pemahaman ketangguhan pribadi, penentuan tujuan, evaluasi diri, dan imbalan atau hukuman yang diatur sendiri.
Bandura mengidentifikasi arti penting pengaturan diri dan pemahaman ketangguhan pemelajar dalam berinteraksi dengan lingkungan. namun, dalam latar kelas yang terbatas, mengembangkan sistem pengaturan diri dan pemahaman ketangguhan diri pemelajar merupakan tugas yang sulit.
kontribusi pentingnya dalah efek dari lingkungan dan model perilaku dalam media elektronik dan deskripsi peran model yang perinci, penguatan, dan hukuman dalam latar kelas. yakni, hukuman atau lemahnya hukuman yang diberikan kepada pihak lain dan penguatan pengganti keduanya ada dalam latar kelas. kontribusi lain adalah identifikasi peran ketangguhan pribadi dalam belajar.

Thursday, September 26, 2013

Otak Manusia

perkembangan otak dimulai di akhir minggu ketiga masa kehamilan. neuron dilahirkan di satu lokasi di jaringan neural dan bermingrasi ke lokasi lain yang berkembang menjadi bagian-bagian otak. migrasi neuron dibantu oleh sel-sel glial dan neuron yang baru lahir memberikan informasi tentang tujuan neuron. kelebihan produksi neuron dimaksudkan untuk menjamin kecukupan jumlah neuron yang sampai ke tujuannya, namun neuron yang tidak mencapai tujuannya akan mati. tetapi ini terjadi dalam situasi yang tidak statis. cabang-cabang neuron (dendrite) timbul-tenggelam, putus sambung dengan neuron lainnya.
 neuron terkoneksi dalam sirkuit di mana dendrite mengumpulkan banyak sinyal dari neuron lain. mereka kemudian mentransmisikan sinyal ini ke axon melalui jalur penghubung yang disebut synapse. sinyal listrik ini ditransportasikan melalui synapse oleh zat kimia, yakni neurotransmitter, dalam proses ini, setiap neuron saling memberi sinyal dengan cara ini sampai bulan ketiga masa kehamilan. meskipun ilmuwan telah mengidentifikasi 50  transmitter, informasinya belum lengkap. salah satu kesulitannya adalah neurotransmitter dapat menimbulkan efek yang berbeda di wilayah otak yang berbeda. perkembangan otak normal dapat terganggu oleh beberapa faktor. di antaranya adalah malnutrisi (gizi buruk), cedera fisik, zat berbahaya yang ditelan ibu saat hamil, seperti alkohol.
otak manusia mengalami periode perkembangan yang panjang yang berlanjut sampai awal usia 20-an. pertumbuhan di otak adalah pemanjangan dan pencabangan axon neuronal (yang menambah dendrite dan synapse). di setiap wilayah cortical, periode pertumbuhan yang pesat diikuti dengan reduksi pada level dewasa. proses ini terjadi pada waktu yang berbeda didalam wilayah yang berbeda. periset menunjukkan bahwa kelebihan produksi adalah penting karena ia memungkinkan lingkungan individu untuk memengaruhi perkembangan otak.
istilah "plastisitas struktural" merujuk pada pola pertumbuhan axon dan synapse di bagian otak yang berbeda-beda dan juga pada perubahan di sepanjang rentang hidup. riset menunjukkan bahwa tantangan kognitif dala mhidup membantu menjaga fungsi mental.
galls pertama kali memperkenalkan konsep otak yang terdiri dari banyak organ, masing-masing bertanggung jawab atas reaksi tertentu. dua penemuan berikutnya mendukung keyakinan ini. yang pertama adalah area broca, yang berperan penting dalam produksi ucapan. yang kedua adalah area wernicke, yang berperan penting dalam memahami simbol dan ucapan lisan dan tertulis.namun, area otak lain juga terlibat dalam tugas-tugas tersebut.
kemudian, minat beralih ke kemungkinan perbedaan antara otak kiri dan otak kanan untuk menjelaskan tugas-tugas kognitif tertentu. namun, pernyataan bahwa otak kanan mengontrol kemampuan musik, individu analitis lebih banyak menggunakan otak kiri dan kreativitas berhubungan dengan otak kanan, adalah pernyataan "neuromitologi". pendapat saat ini mengenai fungsi kognitif adalah pandangan tentang sistem otak dimana area cortical dan subcortical berpartisipasi dalam pelaksanaan fungsi otak secara terpadu.
perkembangan metode neuroimaging yang dapat memonitor aktivitas otak selama tugas kognitif atau behavioral adalah penyebab utama dari munculnya neurosains kognitif. metode awal diantaranya adalah studi kasus terhadap pasien dengan kerusakan otak dan pengubahan otak hewan melalui pembedahan.
metode baru dapat memproduksi peta aktivitas otak berdasarkan perubahan dalam aktivitas elektrik (EEG), metabolisme otak (scan PET), atau blood oxygenation (fMRI).kelemahan antara lain akurasi aktivitas elektrik yang dicatat (EEG), hubungan hipotesis antara perubahan dalam darah atau level oksigen dengan aktivitas neural, metode substraksi citra, praktik konversi data ke citra otak standar, kekurangan dalam software analisis data, dan ketidakmampuan mendeteksi sinyal lemah.
beberapa studi yang dirancang dengan baik memberikan sedikit pengetahuan tentang potensi riset otak untuk perkembangan kognitif dan belajar. di antaranya adalah korelasi otak dengan pemikiran pra-operasional, relasi antara PKU dengan pemikiran pra-operasional, dan riset pemrosesan informasi dan memori episodik dan semantik. juga penemuan neuron cermin mengindikasikan sistem neural yang bereaksi pada : a) tugas tertentu yang dilakukan orang lain dan niat mereka; b) observasi dan pelaksanaan perilaku yang mengindikasikan rasa senang atau jijik. yang disebut belakangan tersebut adalah indikasi dari empati yang dirasakan individu terhadap individu lain. riset juga mengindikasikan bahwa neuron cermin dari individu autis hanya memberi sedikit reaksi atau tidak bereaksi sama sekali pada gerakanorang lain dan ekspresi wajah yang berbeda.

Monday, September 23, 2013

Testimoni Mengenai Kuliah Online Matakuliah Psi. Belajar pada Tanggal 19 September 2013

pada awal dimulainya kuliah online mata kuliah psikologi belajar, saya merasa kebingungan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh bu dina selaku dosen pengampu mata kuliah psikologi belajar. kebingungan saya disebabkan oleh banyaknya jawaban yang diberikan oleh teman-teman saya dan ketika saya ingin menjawab, ternyata teman saya sudah memberikan jawaban persis seperti yang ingin saya sampaikan. pada akhirnya saya mencari jawaban lain, namun saya merasa jawaban saya kurang memuaskan. setelah itu, pada pertanyaan kedua, saya berusaha untuk menjawab sebaik mungkin sehingga saya dapat menjawab pertanyaan kedua lebih baik daripada pertanyaan pertama. pada pertanyaan yang selanjutnya saya dapat menjawab dengan lancar. 
saya menyukai kuliah online pada mata kuliah psikologi belajar. hal ini dikarenakan, saya dapat melakukan kuliah online dari rumah. saya juga dapat melakukan aktivitas lain selama saya mengikuti kuliah online, misalnya mengerjakan tugas kuliah yang lainnya, menonton tv, membaca manga yang saya sukai yang dapat saya lakukan sekaligus dengan kuliah online. menurut saya kuliah online merupakan metode kuliah yang menyenangkan sekaligus menambah wawasan karena lebih banyak berdiskusi ketika kuliah online serta dapat mencari tambahan sumber materi langsung dari sumber online selain dari buku. saya juga senang kuliah online ini karena saya sulit untuk mengungkapkan pendapat di kelas secara langsung. saya lebih menyukai memberikan pendapat dengan cara menuliskannya tanpa harus mengatakannya secara langsung.

Monday, September 16, 2013

Teori-teori Belajar Awal

Di awal abad ke-20, disiplin psikologi yang baru terbentuk sedang mencari arah dan fokus. studi Watson tentang perilaku dengan tujuan menjelaskan hubungan antara stimuli dan respon menjadi perspektif dominan. asumsi utana behaviorisme adalah bahwa perilaku yang dapat diamati adalah fokus studi, yang harus dipelajari adalah elemen paling sederhana dari perilaku, dan proses belajar adalah perubahan behavioral.
pengkondisian refleks dalam eksperimen Bekheterev dan PAvlov merefleksikan asumsi ini dan mendemonstrasikan bahwa relasi natural antara stimulus dan refleks yang terasosiasikan dapat diubah. riset ini memuat asumsi bahwa sebab-sebab dari perilaku yang kompleks akan dapat diungkap.
melatih refleks untuk merespons stimulus baru dibutuhkan pemasangan berulang kali antara stimulus tersebut dan stimulus yang secara alamiah memunculkan refleks.sebagai hasilnya, stimulus yang dikondisikan (CS) akan menimbulkan respons yang dikondisikan (CR). ini disebut pengkondisian klasik. mosel ini menjelaskan respons hewan terhadap petunjuk atau isyarat yang diasosiasikan dengan bahaya dan identifikasi metode untuk menghadapi reaksi maladaptif pada hewan dan manusia. selain itu, model ini menjelaskan perkembandan conditional-compensatory responses (CCRs) terhadap petunjuk sebelum pemberian obat dalam latar yang biasa untuk pemberian obat. fenomena ini menjelaskan toleransio obat dan overdosis obat.
selain mengajak orang lain untuk mendukung pendapat behaviorisme yang didasarkan pada pengkondisian klasik, Watson juga mengembangkan teori emosi behavioral. doa berpendapat bahwa kehidupan emosi orang dewasa bersumber dari pengkondisian reaksi emosional insting (cinta, marah, takut) terjadap berbagai macam objek dan peristiwa. Watson menunjukkan teorinya dalam eksperimen dengan albert, bayi usia 11 bulan. reaksi takut Albert dikondisikan ke tikus putih dan reaksi ini ditransfer ke kelinci putih. periset lain, Mary Cover Jones, menunjukkan penghapusan pengkondisian reaksi takut anak dengan pelan-pelan memperkenalkan objek yang ditakuti saat anak melakukan aktivitas yang disenanginya.
riset baru-baru ini mengindikasikan bahwa reaksi parental yang dipasangkan dengan stimulus baru seperti laba-laba mainan dari karet, akan memengaruhi aktivitas untuk mengawali pelajaran sekolah yang cenderung menimbulkan reaksi pendekatan ketimbang reaksi penghindaraan atau kecemasan.
riset Thorndike terhadap hewan adalah meneiliti perilaku mandiri hewan, bukan reaksi refleksnya. setelah melihat makin cepatnya hewan berhasil mencapai makanan, dia menyimpulkan bahwa respon yang tepat "tertanam" melalui asosiasi dengan akses ke makanan, yakni suatu keadaan yang memuaskan (hukum efek). risetnya tentang transfer belajar mengindikasikan bahwa training pada tugas tertentu hanya memfasilitasi belajar pada tugas yang sama, dan bahwa mata pelajaran sekolah yang sulit tidak berfungsi sebagai latihan mental untuk memperkaya keterampilan berpikir.
dia pendekatan belajar lainnya, yang disebut teori S-R, dikembangkan oleh Clark Hulk dan Edwin Guthrie. Hull mendeskripsikan penguatansebagai pemenuhan kebutuhan biologis dan Guthrie mengidentifikasikan prinsip belajar tunggal, asosiasi atau kontinguitas dari stimulus dan respons.
Psikologi Gestalt berfungsi sebagai penentang behaviorisme di pertengahan abad ke-20. Psikolog Gestalt berpendapat bahwa yang diteliti seharusnya perilaku molar, bukan molecular. Psikolog Gestalt fokus pada persepsi dalam belajar. organisme merespins keseluruhan ketimbang stimuli spesifik, organisasi stimuli memengaruhi persepsi, dan individu membangun persepsi ketimbang hanya menerima informasi secara pasif. karakteristik tampilan stimulus yang memengaruhi persepsi adalah komprehensivitas dan stabilitas gambaran (hukum Pragnanz), dan karakteristik lain yang memberi kontribusi pada kelengkapan struktur atau pola.

Pendahuluan Psikologi Belajar

upaya awal untuk memahami belajar adalah melalui kebijakan tradisional, yang biasanya didasarkan pada pengalaman, dan melalui filsafat. dalam kebijaksanaan tradisional adalah informasi itu dapat ditafsirkan dengan cara yang berbeda-beda. sebaliknya, meski filsafat merupakan keyakinan yang terstruktur, filsafat yang berbeda mencerminkan pandangan yang berbeda pula. meski riset dunia fisik dimulai sejak 1500-an, riset terhadap proses psikologis masih ketinggalan. kejadian yang mengawali riset psikologis adalah munculnya konsep[ empirisme ilmiah dan konsep perubahan dalam kemunculan spesies yang diperkenalkan oleh Darwin. riset terhadap proses psikologis dimulai di laboratorium Wundt, dan beberapa tahun kemudian diikuti dengan pengumpulan data di-setting pendidikan.banyak dari data itu ternyata tidak menambah pemahaman tentang praktik pendidikan. pada saat yang hampir sama, pada tahun 1920-an, teori belajar awal mulai bermunculan untuk memberikan kerangka bagi riset
tiga kriteria yang penting untuk setiap riset adalah : seperangkat asumsi yang jelas tentang aspek belajar yang dibahas oleh teori, definisi yang jelas dari istilah penting, dan prinsip spesifik yang diambil dari asumsi yang dapat diuji melalui riset. syarat keempat yang hanya berlaku untuk teori belajar, adalah teori harus menjelaskan dinamika psikologis dasar dari kejadian yang memengaruhi belajar. peran teori belajar adalah berbeda dari peran filsafat dan model pengajaran. filsafat merepresentasikan sistem nilai umum dan membahas term yang abstrak dan luas, seperti hakikat alam dan pengetahuan. model pengajaran mendeskripsikan lingkungan belajar tertentu, seperti belajar kooperatif dan instruksi langsung. sebaliknya, teori belajar fokus pada pedoman pengembangan belajar.
toeri belajar dan teori perkembangan kognitif Piaget adalah teori universal yang artinya mereka mengidentifikasikan peristiwa esensial dari belajar atau perkembangan kognitif yang berlaku universal - dalam setiap setting belajar dan pada setiap siswa. pada akhir abad 20-an, muncul perhatian pada faktor personal dan sosial. diantaranya adalah atribusi siswa pada kesuksesan dan kegagalan, kecakapan diri dan orientasi tujuan dari kelas dan siswa.
pendapat konstruktivis mengenai sifat pengetahuan banyak mereduksi atau mengesampingkan peran realitas eksternal dalam produksi pengetahuan. pendapat konstruktivis sosial radikal mengatakan bahwa pengetahuan sepenuhnya adalah peran dari proses sosial. objek-objek adalah artefak sosial dan teori ilmiah hanya merefleksikan ilmu sosial tempat dimana teori itu muncul. salah satu perspektif konstruktuvis sosial radikal berpendapat bahwa tugas menjelaskan dunia adalah proses linguistik, bukan proses kognitif.
problem utama dalam kontruktivisme sosial radikan yang dikemukakan oleh sebagian sarjana adalah : a) kesimpulan tidak logis bahwa ilmuwan akan mengembangkan teori yang berbeda jika mereka hidup di masyarakat yang berbeda; b) penalaran logis dan bukti ilmiah/fisik bukan kriteria untuk menerima suatu teori. implikasinya bagi ilmu pendidikan adalah a) juka pengetahuan adalah produk dari konvensi sosial, maka pendidikan hanya perlu memastikan bahwa ide-ide akan sesuai dengan kepentingan yang kuasa; b) pengembangan kemampuan kritis siswa tidak diperlukan jika tidak ada basis untuk menilai teori sebagai salah atau tidak masuk akal. dengan kata lain, kebijakan pendidikan akan diidentifikasi berdasar kacamata kepentingan kelompok.