Sunday, April 29, 2012

Laporan Pelaksanaan Micro Teaching


Kelompok 4
Anggota              :  Dwika Septian Ihsan    (091301013)
                              Zukhrini Khalish N         (101301053)
                              Dealovalia Hasibuan     (101301074)
                              Putra Pratama                  (101301100)


Sekolah                       : TK DHARMA PANCASILA

Jumlah Murid              : 11 Orang

Usia Murid                  : Rata-rata 5 Tahun

Tema Pengajaran         : Go Green

Standar Kompetensi   : Siswa mampu memahami bahwa barang-barang bekas dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, dan siswa memiliki kesadaran akan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Alokasi Waktu            : 60 menit

      I.      Pendahuluan

         Pada zaman sekarang ini, banyak orang kurang peduli terhadap lingkungannya. Mereka terbiasa membuang barang sekali pakai, contohnya setelah mengkonsumsi makanan ringan, kemasan pembungkusnya langsung dibuang begitu saja. Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap diri mereka. Limbah dari bahan plastik merupakan limbah yang paling berbahaya, karena sulit dihancurkan dalam waktu singkat, jika ditanam akan sulit melebur, sedangkan jika  dibakar akan menghasilkan senyawa (X) yang sangat berbahaya. Selain plastik, banyak juga limbah yang mencemari lingkungan dan sulit diuraikan oleh bakteri, seperti kertas, kaleng bekas, logam, stearofoam dan sebagainya.
Mengingat banyaknya barang bekas yang sudah tidak terpakai dan hanya menjadi sampah, membuat kami tertarik untuk membahas topik ini. Selain mengurangi sampah, juga bisa menghasilkan barang yang berguna serta bernilai seni dan ekonomi. Memanfaatkan barang bekas, bukan hanya tugas orang dewasa, tetapi juga harus mulai diajarkan sejak dini. Anak – anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Dari latar belakang tersebut, kami merasa pelu membantu adik – adik usia dini untuk sama – sam`a menjaga lingkungan. Kegiatan  Micro Teaching  yang bertemakan “Go Green” dengan berfokus kepada pemanfaatan barang bekas yang akan dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Dharma Pancasila, Medan, diharapkan mampu memberikan pengajaran kepada anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan.

       II.      Landasan Teori
Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang juga percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan ekspesi.
Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas. Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran itu.
Intinya, setiap guru harus siap menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya berperilaku secara spontan.

III. Tujuan Pembelajaran
1.      Memiliki kesadaran untuk menjaga keindahan lingkungan (Bumi) dengan membuang sampah pada tempatnya
2.      Memahami bahwa barang-barang bekas (sampah) dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna
3.      Meningkatkan kreativitas
4.      Mengetahui manfaat menabung
5.      Memiliki kebiasaan menabung sejak dini

IV. Metode Pembelajaran

1.        Workshop
Guru-guru berhadapan langsung dengan murid dan mengajari mereka langkah-langkah membuat celengan.
       2.      Diskusi
Sebelum, selama, dan setelah proses workshop, guru-guru terus mengajak siswa-siswinya untuk berdiskusi mengenai manfaat celengan, manfaat membuang sampah pada tempatnya, dan manfaat mengolah barang bekas menjadi sesuatu yang berguna.

V.  Alat dan Bahan Pembelajaran
1.      12 buah botol bekas
2.      Kertas-kertas bekas (Majalah, Brosur, Kalender, HVS)
3.      Gunting
4.      Lem
5.      Koin-koin
  
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Langkah-langkah
Kegiatan
Waktu
Guru
Siswa
1.
Pendahuluan
Perkenalan Diri
Memperhatikan Guru dengan Aktif
09.00 – 09.10
Membimbing siswa untuk memperkenalkan diri
Perkenalan Diri
Menjelaskan apa yang akan diajarkan
Memperhatikan Guru dengan Aktif
2.
Inti
Mengajarkan langkah-langkah pembuatan celengan dari botol bekas
Berpartisipasi secara aktif serta berkreasi sesuka hati dalam proses pembuatan celengan
09.10 – 10.00
3.
Penutup
-
Istirahat makan siang (kegiatan rutin sekolah)
10.00 – 10.15
Menjelaskan kembali manfaat-manfaat membuang sampah pada tempatnya, dan manfaat celengan
Memperhatikan Guru dengan Aktif
10.15 – 10.30
Foto Bersama
Membagikan Reward
Berbaris untuk Menerima Reward

VII.Testimoni
pada saat perencanaan tugas micro-teaching ini, kami merencanakannya dengan agak terburu-buru karena kami santai diawal perkuliahan. pada saat akan melakukan micro-teaching kami sudah mempersiapkan semua peralatan dan akhirnya kami melaksanakan micro-teaching tersebut. proses pelaksanaan micro-teaching berjalan lancar karena semua anggota kelompok mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga proses pelaksanaannya menjadi baik. micro-teaching memberikanr pengalaman yang luar biasa karena kami belajar mengelola kelas dan berinteraksi dengan murid-murid TK.

 VIII. Video Dokumentasi

Sunday, April 22, 2012

Testimoni Perkuliahan MK Paedagogi Tanggal 23/4/2012

kesan perkuliahan paedagogi hari ini tidak begitu menyenangkan karena ditengah-tengan sesi perkuliahan,bu dina keluar dari kelas. keluarnya bu dina dari kelas disebabkan oleh tidak adanya respon kami sebagai mahasiswa atas pertanyaan yang diajukan bu dina. setelah beberapa kali bu dina bertanya kepada kami dan kami tidak merespon, bu dina menjadi kecewa dan memutuskan keluar dari kelas. kemudian meminta komting untuk mengambil alih kelas dan bertanya kepada kami apa yang kami inginkan untuk perkuliahan hari ini.
berdasarkan teori paedagogi modern, pengajaran merupakan teknik dan metode kerja guru dalam mentransformasikan konten pengetahuan, merangsang, mengawasi, dan menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil. dari definisi pengajaran ini, bu dina merangsang kami untuk merespon pertanyaannya dengan keluar dari kelas dan meminta komting untuk mengambil alih kelas. dengan diberikan rangsangan oleh bu dina tersebut, kami menjadi menyesal dengan tidak merespon pertanyaan bu dina sehingga kami memutuskan untuk meminta maaf dan meminta solusi kepada bu dina. setelah beberapa perwakilan mahasiswa menemui bu dina, bu dina meminta kami untuk melakukan remedial dengan di pandu oleh bu dina dari media online gtalk dan facebook. panduan yang diberikan bu dina dari media online menjadi fasilitas untuk kami agar dapat mencapai tujuan pembelajaran sehingga kami dapat remedial UTS.

Friday, April 13, 2012

TESTIMONI UTS MK PAEDAGOGI

UTS MK Paedagogi merupakan ujian online yang kedua kali saya ikuti. menurut saya ujian online memberikan waktu kepada saya untuk lebih menguasai materi dan saya menjadi lebih santai dalam menjawab soal. kehadiran TIK sebagai alat pembelajaran sangat terasa dalam ujian online ini dimana TIK memberikan kemudahan dalam berinteraksi tanpa tatap muka sehingga proses ujian yang awalnya harus berkumpul disatu tempat untuk melaksanakannya dapat dilaksanakan dimanapun selama ada jaringan internetnya. tidak tertutup kemungkinan dimasa depan kita tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk kuliah diluar negeri. dengan TIK yang semakin canggih memungkinkan kita dapat berkuliah di Universitas Stanford tanpa perlu ke Amerika. hanya perlu duduk dan mengaktifkan komputer, kita sudah terhubung ke sana.

Tuesday, April 10, 2012

UTS Paedagogi

Paedagogi, TIK, dan Fenomena Kontemporer

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memiliki pengaruh yang besar pada dunia dimana orang-orang muda hidup. e-learning, yaitu belajar yang didukung atau difasilitasi oleh TIK, memiliki potensi yang cukup besar untuk mendukung pendekatan pengajaran, dengan tidak melupakan dimensi paedagogi. setidaknya penggunaan e-learning atau pembelajaran yang didukung dengan TIK bermanfaat dalam beberapa hal :
  • membantu membuat koneksi yang memungkinkan siswa untuk masuk dan menjelajahi lingkungan belajar yang baru, mengatasi hambatan jarak dan waktu.
  • memfasilitasi pembelajaran bersama dengan memungkinkan siswa untuk bergabung atau menciptakan komunitas pelajar yang memperpanjang kegiatan belajar secara lebih baik diluar kelas.
  • membantu dalam penciptaan lingkungan yang menunjang pembelajaran dengan menawarkan sumber daya yang memperhitungkan individu, budaya, atau perbedaan perkembangan.
  • meningkatkan kesempatan untuk belajar bagi siswa dengan menawarkan pengalaman virtual dan alat-alat yang menghemat waktu mereka, sehingga memungkinkan mereka belajar lebih lanjut.
sekolah sebaiknya tidak hanya mengeksplorasi bagaimana TIK dapat menambah cara mengajar tradisional, tetapi juga bagaimana bisa membuka cara belajar baru dan berbeda. namun, jika penggunaan TIK mengabaikan dimensi paedagogi, hal ini merupakan praktik paedagogi yang menyimpang. 

teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberi warna sendiri dalam proses pembelajaran, serta melahirkan pemikiran baru dibidang paedagogi. kehadiran TIK sebagai salah satu alat untuk mengajar memungkinkan kegiatan pembelajaran berakselerasi. dengan adanya TIK disekolah, siswa-siswa sekolah dapat mengakses pengetahuan baru dengan sangat cepat dan tidak terbatas. guru memiliki peran yang penting dalam memandu siswanya untuk menggunakan TIK dalam belajar sehingga siswa-siswa tidak menyalahgunakan TIK untuk mengakses pengetahuan yang tidak seharusnya didapatkan siswa dikarenakan tidak terbatasnya akses pada TIK. dalam menggunakan TIK, guru tetap harus membimbing siswa, meskipun kehadiran guru dalam memberikan pengetahuan sudah dapat digantikan oleh TIK, namun guru mempunyai kewajiban untuk mendidik siswanya dalam menggunakan TIK yang baik dan benar.

Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.

Monday, April 9, 2012

Paedagogi Praktis Abad ke-21

meskipun paedagogi secara definisi tidak pernah berubah, kajian atasnya terasa terus kontekstual sesuai dengan perjalanan sejarah peradaban pendidikan. pada saat masuk abad ke-21, banyak orang yang tertarik untuk mendiskusikan paedagogi, bahkan diberi nama paedagogi abad ke-21 yang dikenal juga sebagai paedagogi progresif. paedagogi yang abstrak itu harus mampu menjelmakan sesuatu menjadi sesuatu yang konkret. paedagogi tidak sekadar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. pemikiran ini kemudian melahirkan yang disebut sebagai paedagogi praktis. sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, paedagogi termasuk dalam kategori "pengetahuan paedagogis formal" dam "pengetahuan paedagogis vernakular" (McNamara, 1991). paedagogi formal bermakna paedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan paedagogi vernakular merupakan kata lain dari paedagogi praktis. pada tataran pembelajaran dikelas tidak ada perbedaan yang jelas antara paedagogi praktis dan paedagogi ilmiah. meski demikian, praktik paedagogi yang baik harus didasari oleh teori paedagogi yang sudah teruji. contohnya, membangun gedung pencakar langit tanpa teori, hasilnya gedung akan tuntuh. dokter mengoperasi jantung pasien tanpa teori, pasiennya akan mengalami kematian segera.
menurut Youth dan Lucas (1999) menjadi sangat penting  bahwa profesi guru mengembangkan pendekatan sendiri untuk spesialisasi profesional dibidang paedagogi. satu kerangka kerja yang dimungkinkan oleh guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk paedagogi yang disarankan oleh Hallam dan Ireson (1999) seperti berikut :
  • pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai-nilai yang mendukung pengajaran.
  • pengetahuan tentang teori belajar.
  • pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari mengajar.
  • pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interaksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran.
  • memahami bagaimana paedagogi dapat dioperasionalkan didalam kelas.
  • pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian, dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.
meski sudah berusia sangat tua, paedagogi terus mengundang perdebatan. sangat berbahaya jika disekolah-sekolah muncul kekuatan luar yang memaksa perubahan buruk didasarkan pada teori, riset, dan praktik tanpa melirik esensi paedagogi. dalam education week edisi 19 juni 2002, misalnya, menteri pendidikan amerika serikat telah mempertanyakan pentingnya paedagogi pembelajaran bagi guru.baginya, apa yang dibutuhkan oleh guru adalah pemahaman yang lebih tentang apa yang mereka akan ajarkan, bagaimana memantau kemajuan siswa, dan bagaimana membantu siswa yang jatuh dibelakang. dia tidak terlalu mementingkan dimensi paedagogi, karena baginya penguasaan materilah yang paling esential. implikasi dari pernyataan ini tentu saja mengerikan, karena kurangnya perhatian pada paedagogi. padahal, banyak anak yang putus sekolah dan berperilaku menyimpang sebagian karena sumbangan dari kesalahan paedagoginya. kurangnya apresiasi kepada paedagogi juga telah menyebabkan teknologi baru gagal untuk mewujudkan potensi mereka dibanyak ruang kelas diseluruh negeri.

Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.

UTS Paedagogi

Micro Teaching

Kelompok 4
Anggota           :  Dwika Septian Ihsan (091301013)
                           Zukhrini Khalish N   (101301053)
                           Dealovalia Hasibuan (101301074)
                           Putra Pratama          (101301100)

Tema : Go Green
Topik : Memanfaatkan Barang Bekas
Perencanaan
A.     Pendahuluan

            Pada zaman sekarang ini, banyak orang kurang peduli terhadap lingkungannya. Mereka terbiasa membuang barang sekali pakai, contohnya setelah mengkonsumsi makanan ringan, kemasan pembungkusnya langsung dibuang begitu saja. Bila terus dibiarkan hal ini akan menjadi pencemaran lingkungan yang berdampak negatif terhadap diri mereka. Limbah dari bahan plastik merupakan limbah yang paling berbahaya, karena sulit dihancurkan dalam waktu singkat, jika ditanam akan sulit melebur, sedangkan jika  dibakar akan menghasilkan senyawa (X) yang sangat berbahaya. Selain plastik, banyak juga limbah yang mencemari lingkungan dan sulit diuraikan oleh bakteri, seperti kertas, kaleng bekas, logam, stearofoam dan sebagainya.
Mengingat banyaknya barang bekas yang sudah tidak terpakai dan hanya menjadi sampah, membuat kami tertarik untuk membahas topik ini. Selain mengurangi sampah, juga bisa menghasilkan barang yang berguna serta bernilai seni dan ekonomi. Memanfaatkan barang bekas, bukan hanya tugas orang dewasa, tetapi juga harus mulai diajarkan sejak dini. Anak – anak perlu memahami pentingnya menjaga lingkungan.
Dari latar belakang tersebut, kami merasa pelu membantu adik – adik usia dini untuk sama – sam`a menjaga lingkungan. Kegiatan  Micro Teaching  yang bertemakan “Go Green” dengan berfokus kepada pemanfaatan barang bekas yang akan dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Dharma Pancasila, Medan, diharapkan mampu memberikan pengajaran kepada anak usia dini tentang pentingnya menjaga lingkungan.

B.     Landasan Teori
Banyak orang yang mengatakan mengajar adalah ilmu, dimana kegiatan mengajar harus bebasis dan dipandu oleh ilmu. Konsep ini menekankan pada aspek ilmiah dalam kegiatan pengajaran dan berfokus pada cara-cara melakukan sistematisasi komunikasi antara guru dan siswa. Konsep ini percaya bahwa adalah mungkin untuk secara sistematis memilih bahan, mengatur interaksi guru dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan menentukan bahan-bahan yang harus dipelajari oleh siswa, sehingga mengurangi kemungkinan kegiatan pembelajaran terjadi secara kebetulan.
Banyak orang juga percaya mengajar adalah seni. Konsep ini memposisikan mengajar sebagai aktivitas “ilmiah” memang dapat diformalkan, namun jika dipaksakan, akan terjadi birokratisasi dan pemaksaan aktivitas belajar. Penganut konsep ini berpendapat bahwa mengajar sebenarnya merupakan intuisi, improvisasi, dan ekspesi.
Guru harus mampu melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga di dalam kelas. Dalam kegiatan mengajar, tidak ada resep gagal-aman secara rutinitas. Aktivitas yang paling penting dari kegiatan mengajar adalah mengelola peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran itu.
Intinya, setiap guru harus siap menerima semua perilaku anak-anak dalam kelas, karena anak-anak pada umumnya berperilaku secara spontan.

C.     Alat dan Bahan
Dalam melakukan kegiatan prakarya ini, peralatan dan bahan-bahan yang akan kelompok kami gunakan adalah sebagai berikut:
1.      Gunting
2.      Lem
3.      Pensil
4.      Botol bekas air mineral
5.      Kertas kalender bekas
6.      Kertas koran bekas
7.      Kamera digital
8.      Beberapa hadiah (reward)
Nb: semua barang bekas telah dibersihkan

D.     Peserta
Yang akan menjadi peserta dalam kegiatan prakarya yang kami selenggarakan ini adalah siswa-siswi TK Dhama Pancasila, yang berjumlah sebanyak 15 orang.
E.      Proses Kegiatan
Pada hari kamis tanggal 19 april 2012 kami akan melaksanakan kegiatan prakarya di TK Dharma Pancasila. Kegiatan akan dimulai pada pukul 09.00 WIB didalam kelas. Diawali dengan perkenalan dan pembagian kelompok yang terdiri dari 3 orang anggota pada setiap kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian instruksi tentang cara pengerjaan prakarya. Setelah itu anak-anak TK mulai mengerjakan prakarya dengan dibantu oleh satu orang pengajar disetiap kelompok. Setelah kegiatan mengerjakan prakarya selesai, akan dilanjutkan dengan games. Kegiatan terakhir yang akan kami laksanakan adalah pemberian reward kepada kelompok terbaik.

F.      Jadwal Kegiatan                                                                                  
·         Diskusi perencanaan dan konsep Micro Teaching                         Sabtu, 07 April 2012
·         Observasi lokasi Micro Teaching (TK Dharma Pancasila)             Senin, 09 April 2012
·         Diskusi proses pelaksanaan Micro Teaching                                 Senin, 09 April 2012
·         Posting perencanaan kegiatan (action plan)                                   Selasa,10 April 2012
·         Pengajuan surat permohonan ke TK Dharma Pancasila                   Rabu,  11 April 2012
·         Micro Teaching                                                                            Kamis, 19 April 2012
·         Edit video                                                                                      Kamis, 19 April 2012
·         Posting hasil pelaksanaan Micro Teaching                                     Sabtu, 21 April 2012

G.     Kalkulasi Dana
Reward                                                                        Rp  100.000

Sunday, April 1, 2012

Paedagogi Praktis Dikaitkan dengan Guru Di Masa Lalu dan Masa Sekarang


Pengertian Paedagogi Praktis
            Paedagogi memiliki banyak arti, salah satunya yaitu seni mengajar, namun pengertian ini menjadi perdebatan pada pendekatan ilmiah, sehingga muncul banyak teori yang mengartikan mengenai arti paedagogi. Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, paedagogi termasuk dalam kategori “pengetahuan paedagogis formal” dan “pengetahuan paedagogis vernakular” (McNamara, 1991). Paedagogi vernakular merupakan kata lain merupakan kata lain dari paedagogi praktis. Paedagogi formal merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori paedagogi yang efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum daripada paedagogi vernakular atau paedagogi praktis. Meski demikian, harus kita akui bahwa hingga saat ini tidak ada teori atau buku teks yang sepenuhnya dapat menjelaskan detail atau memprediksi paedagogi secara seutuhnya. Konten paedagogi mengacu pada paedagogis yang guru gunakan untuk menanamkan pengetahuan khusus atau isi kurikulum kepada siswa. Guru yang efektif menampilkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakan lingkungan belajar dimana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi. Kombinasi kompleks antara keterampilan dan kemampuan yang terintegrasi dalam standar pengajaran profesional yang juga mencakup pengetahuan penting, kecenderungan, dan komitmen yang memungkinkan pendidik untuk berlatih pada tingkat tinggi.
Kaitan Paedagogi dengan Sistem Pendidikan Masa Kini
            Sistem pendidikan saat ini seakan-akan mengalami regresi atau kemunduran ketika orang bernostalgia akan eloknya pendidikan dimasa lalu. Pada masa lalu seorang guru tidak hanya berfokus pada study-oriented, tetapi guru merupakan sosok yang mampu mendidik dan mengembangkan nilai-nilai budi pekerti. Tidak seperti guru pada saat sekarang ini, kebanyakan guru terutama yang bertugas disekolah negeri, mereka lebih berfokus pada study-oriented. Mereka melupakan tujuan utama mereka sebagai orang tua yang mendidik anak.
Pada masa kini banyak guru yang bisa mengajar tetapi jarang ditemukan guru yang bisa mendidik. Hal ini dikarenakan guru sebagai tenaga profesional berfokus kepada teori-teori yang telah dimilikinya,sehingga guru tersebut susah menerima informasi baru atau cara-cara baru dalam pengajarannya sehingga proses pembelajaran menjadi tidak fleksible dan kaku. Guru lebih terkesan seperti hanya bertugas untuk menjelaskan materi yang dipelajari, namun hanya berdasarkan teori yang sudah ada dari dulu, tanpa ada penambahan informasi yang dapat memudahkan siswa untuk mengerti, sehingga sering kali murid tidak mengerti dengan penjelasan yang diberikan guru, karena cara penyampaian yang tidak sesuai dan kurangnya informasi yang diberikan. 

Daftar Pustaka : Danim, Sudarwan. (2010). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi., Bandung: Alfabeta.